Merauke 22 Juni 2023, Penggunaan pupuk anorganik yang telah berlangsung lama, terus menerus dan berlebihan telah menyebabkan kerusakan struktur tanah dan degradasi mutu lahan. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengembangkan penggunaan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik merupakan pertanian ramah lingkungan yang mendukung budidaya berkelanjutan melalui meningkatnya produktivitas dan provitas petani; berkurangnya resiko lingkungan; terjaminnya kuantitas dan kualitas produk pertanian secara berkelanjutan; serta dapat menurunkan emisi gas rumah kaca.

Penggunaan pupuk organik akan menjaga keragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota; memelihara kualitas sumberdaya alam secara fisik, kimiawi, hayati; menghindarkan lingkungan pertanian dari pencemaran; meningkatkan produktivitas lahan; serta menghasilkan produk pertanian pangan dan pakan) yang aman. Pupuk organik yang terbuat dari kotoran ternak dan kompos merupakan jenis yang banyak digunakan oleh petani. Pupuk ini berfungsi untuk menyediakan hara tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat tanah, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, serta memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah.

Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) RI komisi IV (Empat) mengadakan bimtek pengelolaan pupuk organik dari kotoran Ternak/limbah rumah tangga dalam mendukung program unit pengolahan pupuk organik (UPPO). Direktur PSP pertanian di wakili Ir. Yustina sedangkan anggota DPR RI dari komisi IV Dapil Papua Dr. H. Sulaeman L.Hamzah. Pada kesempatan bimtek tersebut BPSIP Papua dipercayakan sebagai narasumber diwakil Frans Palobo, M.Si dengan materi (1). Pembuatan Pupuk Organik Bokashi (2). Pembuatan Mikro Organisme Lokal (Mol), dan (3). Pembuatan Eco-enzyme dan Manfaatnya. Setelah selesai menyampaikan presentase dilanjutkan dengan pemutaran vidio cara pembuatan ketiga materi tersebut.(FP)